Ketika Jokowi Mencari PKI, INGATKAH??!!!! AH Nasution, Jenderal Besar Yang Selamat Dari Pembantaian Keji PKI di Peristiwa G 30 S
AH Nasution, Jenderal Besar Yang Selamat Dari Pembantaian Keji PKI di Peristiwa G 30 S |
Kontroversi tentang peristiwa G 30 S, hingga kini makin menguat ke permukaan. Banyak pihak yang kemudian berusaha 'meluruskan' sejarah, meskipun kita atau bahkan mungkin mereka sendiri juga tidak atau belum tentu tahu apakah sejarah tentang peristiwa G 30 S ini memang benar-benar bengkok ?
Jika berbicara tentang kisah G 30 S, tentu kita tidak bisa lepas dari para korban maupun pelakunya. Salah satu korban yang selamat dari peristiwa G 30 S, adalah Jenderal Abdul Haris Nasution. AH Nasution selamat dari target penculikan, namun putrinya, Ade Irma Suryani dan ajudannya Lettu Pierre Tendean, menjadi korban.
Lolosnya AH Nasution dari upaya penculikan, tentu bisa di jadikan sebagai referensi bagi kita yang hanya merupakan para 'pembaca' sejarah, jika kita ingin betul-betul mencermati peristiwa yang terjadi puluhan tahun silam ini.
AH Nasution, merupakan seorang Jenderal Besar, sebuah gelar kehormatan yang terhormat dalam dunia militer, yang di Indonesia hanya di sandang oleh tiga nama. Gelar Jenderal Bintang Lima hanya di miliki oleh Panglima Besar Soedirman, Abdul Harris Nasution, dan HM Soeharto.
AH Nasution tentu memiliki wibawa dan kekuasaan yang besar di TNI, Nasution merupakan pejuang sejati dan pernah terjun langsung dalam kancah peperangan sebelum dan sesudah bangsa Indonesia merdeka tahun 1945.
Nasution pertamakali bergabung di dunia militer di tahun 1940, saat itu belanda membuka lowongan untuk korps perwira cadangan dan menerima orang pribumi Indonesia. Hal itu di lakukan belanda karena saat itu sebagian Eropa termasuk Belanda sedang diduduki pasukan Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler.
Nasution pun lalu di promosikan menjadi Kopral, tiga bulan kemudian menjadi Sersan. AH Nasution pun meniadi perwira di KNIL, atau Koninklijk Nederlands-Indisce Leger. Sejak itu, Nasution pun aktif dan terlibat sebagai tentara lapangan.
Menjadi anggota tentara Belanda atau KNIL, memang menjadi satu-satunya cara untuk bisa mengenyam pendidikan militer kala itu. Nasution pun tak sendiri, karena banyak pula pribumi Indonesia yang turut bergabung.
Sejak Indonesia merdeka 1945, Nasution bergabung dengan militer Indonesia, saat itu Tentara Keamanan Rakyat atau TKR. Mei 1946, Nasution nenjadi Panglima Regional Divisi Siliwangi. Nasution lalu mengembangkan teori perang teritorial, yang kini menjadi doktrin Tentara Nasional Indonesia.
Sejak itu, karier militer Nasution pun terus menanjak. Pada 1948, Nasution pun lalu menjadi wakil Panglima TKR, posisi Nasution kala itu menjadi wakil Jenderal Soedirman, Panglima Besar militer Indonesia. Meski bukan Panglima, tetapi Nasution pernah menjalani peran sebagai panglima angkatan bersenjata dalam Peristiwa Madiun 1948.
Lalu munculah Gerakan 30 September 1965, yang membawa tragedi memilukan bagi keluarga Nasution, di mana putrinya Ade Irma Suryani Nasution menjadi korban. Jika ini sebuah konspirasi, tentu bukan sesuatu yang sulit bagi Nasution untuk mengungkap kebenaran saat itu juga.
Sebagai Kepala Staf ABRI dan salah satu Dewan Jenderal, tentu Nasution masih memiliki kewenangan dan kekuasaan yang besar dalam militer Indonesia. Siapa pula yang tega membiarkan puteri kayangannya menjadi korban tanpa memberikan perlawanan ?
Tentu kita semua sudah hapal betul pada kisah pagi hari 1 Oktober 1965, ketika terjadi penculikan pada perwira-perwira tinggi TNI. Kisah Jenderal Besar AH Nasution sebagai korban selamat, tentu bisa menjadi acuan berfikir bagi kita yang ingin kembali 'mengingat-ingat' peristiwa ini.
Banyak yang menuduh bahwa peristiwa G 30 S, adalah konspirasi yang di lakukan oleh penguasa rezim Orde Baru. Namun nyatanya Nasution sendiri yang menjadi korban justeru begitu dekat dengan Soeharto, bahkan Nasution sendiri yang mengirim pesan langsung kepada Soeharto di markas Kostrad bahwa dirinya selamat dari upaya penculikan.
Jenderal AH Nasution pula yang memerintahkan Soeharto untuk mencari keberadaan Presiden Soekarno, menghubungi Panglima Angkatan Laut RE Martadinata, komandan Korps Marinir R Hartono, dan Kepala Kepolisian Sotjipto Joedodiharjo, Soeharto pun di perintah untuk mengamankan situasi keamanan Ibukota.
Jika ini di anggap sebuah sejarah yang salah, lalu mampukah mereka yang menganggap ini salah memberikan bukti yang valid dan otentik ? Bukankah tidak masuk akal jika seorang pejuang sejati seperti AH Nasution, lalu membiarkan konspirasi ini dengan putri kesayangannya yang menjadi korban ?
Jenderal Nasution adalah salah satu orang paling berjasa di republik ini, beliau juga adalah salah satu penasihat utama Bung Karno. Nasution adalah salah satu orang yang bersama Bung Karno yang telah memperjuangkan integrasi Irian Jaya ke dalam Indonesia pasca kemerdekaan. Jenderal Besar Nasution menjadi salah satu saksi dan pelaku utama sejarah sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.
Baca Juga:HEBATT..!! Gunakan Senjata Buatan Dalam Negeri, TNI AD Kalahkan 19 Negara dan Raih 23 Emas
Pahit getirnya perjuangan memerdekakan bangsa Indonesia tentu beliau rasakan betul, bahkan puteri kesayangannya pun harus menjadi korban dalam peristiwa 30 September 1965. Tidak mengherankan jika para perwira tinggi TNI yang merupakan para junior dan suksesor di masa kini begitu menaruh hormat terhadap Jenderal Nasution. AH Nasution merupakan salah satu guru bangsa dan orang tua bagi para pejuang-pejuang Indonesia.
Prabowo Subianto, di kenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Jenderal Nasution. Sebagai junior, Prabowo tak pernah merasa lupa terhadap Nasution. Menurut berbagai catatan, Prabowo adalah satu-satunya orang luar selain anggota keluarga yang di undang secara khusus oleh Nasution menjelang akhir hayatnya.
Setengah abad berlalu sudah, sepertinya fakta sejarah tidak mungkin di rubah jika melihat perjuangan para pendahulu kita yang begitu berdarah-darah. Semoga perjuangan mereka, termasuk Jenderal Besar Abdul Haris Nasution untuk bangsa Indonesia tak pernah sia-sia.
Demikian sejarah AhH Nasution saat lepas dari pembantaian keji PKI. Smeoga artikel ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Sebarkan agar semakin banyak yang tahu tentang sejarah ini.
sumber: Suaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar